GURU Besar Biologi Sel dan Molekuler Program Pasca Sarjana Biomedik Universitas Brawijaya, Malang. Prof. Dr. Sutiman B Sumitro, menyayangkan, isu kretek yang merugikan kesehatan telah menjadi acuan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Tembakau tanpa upaya menakar dampaknya di aspek lain secara seksama. Industri kretek, seperti halnya industri-industri lainnya, tidak memiliki unit riset dan pengembangan produk yang memadai. Laboratorium mereka hanya sebatas sebagai uji kualitas ketimbang untuk tujuan inovasi dan pengembangan teknologi yang memungkinkan produk yang lebih baik, unggul dan lebih sehat. Celakanya industri kretek lebih mengutamakan mengeluarkan dana untuk lobi-lobi dan pengeluaran iklan supaya tetap eksis.
Menurut Sutiman, inovasi asap rokok menjadi lebih sehat dapat dilakukan bila ada penelitian dengan pemikiran memanfaatkan ilmu-ilmu dasar seperti fisika teori dan kimia fisika. Hasil penelitian disertasi dosen Universitas Brawijaya (UB) tentang Nano Biology pada asap, kata Sutiman, telah membuka peluang untuk memodifikasi asap kretek menjadi menyehatkan manusia. Pendekatan nano biology sangat mungkin bisa menjinakkan asap kretek dan dimanfaatkan untuk kesehatan manusia, menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanaman pangan. Beberapa prototipe MITRO disebutnya sebagai menjadi menyehatkan manusia. Pendekatan nano biology sangat mungkin bisa menjinakkan asap kretek dan dimanfaatkan untuk kesehatan manusia, menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanaman pangan. Beberapa prototipe MITRO disebutnya sebagai
Divine Cigarette, sudah mulai dirintis dan dikembangkan lebih lanjut di UB dan Lembaga Penelitian Peluruhan Radikal Bebas di Malang. Hasilnya ternyata, asap Divine Cigarette tidak menimbulkan efek sama sekali pada kelompok tikus percobaan. Bahkan tikusnya menjadi lebih lincah dengan ransum makanan yang lebih sedikit.
Di sisi lain asap rokok ini juga terbukti memacu pertumbuhan akar kecambah kedelai dan mendorong pertumbuhan lebih cepat. Partikel asap rokok tersebut sepertinya mampu menjadi penyedia elektron pada sistem transfer listrik dalam proses fisiologi normal. Asap kretek menjadi tidak berbau dan menjadikan udara bersih sehingga sangat potensial menjadi ramah lingkungan. Dia mengatakan hal semacam ini tidak aneh, karena penggunaan asap tembakau dan cengkeh untuk pengobatan, sesungguhnya sudah pernah dilakukan secara tradisional dan oleh kalangan dokter di Eropa pada abad pertengahan. Komponen asap rokok berupa partikel asap dalam variasi ukuran 110.000 nanometer yang merupakan konfigurasi gabungan nonkimiawi dari kombinasi ribuan komponen senyawa organik, memang merugikan kesehatan bila dipaparkan secara sendiri-sendiri.
Namun kenyataannya, sifat partikel gabungan ini sangat berbeda dibandingkan sifat masing-masing komponen penyusunnya. Seperti halnya lulur, memang menyebabkan iritasi pada kulit bila komponennya dioleskan secara sendiri-sendiri. Namun bila dioleskan secara gabungan membuat kulit lebih sehat dan halus.
Sayang sekali kata Sutiman, fakta ilmiah semacam ini tidak pernah diperhatikan industri rokok kretek Indonesia, karena mereka tidak punya unit riset dan pengembangan produk memadai. Ditinjau dari aset dan volume perdagangan rokok di Indonesia, riset seperti ini sesungguhnya gampang direalisasikan.
Riset inovasi semacam ini akan menukik pada akar masalah menghilangkan stigma negatif rokok kretek. Tentunya juga jauh lebih murah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk lobi dan iklan yang konon mencapai lebih dari 60 persen biaya produksi.
Sutiman yang juga Dekan Fakultas Sain dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini menyatakan, kegiatan penelitian harus diapresiasi sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dia sendiri mengaku beberapa patennya antara lain tentang vaksin kontrasepsi, teknik pendeteksian dini preeklamsi serta deteksi dini penyakit kencing manis sangat susah dijual di Indonesia. Pasalnya, kita tidak punya industri farmasi yang memiliki kapasitas mengembangkan produk. Rata-rata industri farmasi di Indonesia adalah pemegang lisensi asing dan hanya bertindak membuat barang dan memasarkannya di Indonesia.